-->
Perencanaan Penulisan Karangan Ilmiah
Dalam menyusun sebuah karangan ilmiah terdapat berbagai
faktor yang harus diperhatikan sebelum membuat sebuah karangan ilmiah. Berikut
ini adalah pembahasan mengenai faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam
membuat sebuah karangan ilmiah :
A. Pemilihan Topik
Pemilihan topik yang tepat, akan menunjukan tingkat
cakupan dari sebuah penelitian yang akan dibahas. Topik yang diangkat biasanya,
akan mempengaruhi minat pembaca apakah karangan ilmiah ini menarik atau tidak
untuk dibaca.
B. Pembahasan Topik
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat
pembahasan topik :
* menampilkan
informasi latar belakang,
* menampilkan ringkasan hasil/temuan
penelitian,
* memberikan
komentar apakah hasil penelitian sesuai dengan hipotesis,
* menghubungkan
dengan hasil penelitian terdahulu,
* menjelaskan
hasil yang diperoleh, terutama jika hasil tersebut tidak memuaskan,
* membuat
generalisasi dari hasil yang diperoleh (implikasi).
* memberikan
rekomendasi untuk penelitian selanjutnya.
C. Pemilihan Judul
Bagi pembaca judul akan dianggap mewakili bobot sebuah
hasil penelitian yang akan ditulis, bahkan merupakan gambaran mutu tulisan yang
akan ditulis. Secara umum, kriteria judul yang baik adalah:
1. Topik yang
diteliti mengandung masalah yang tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit.
Lebih baik kalau topik yang diajukan lebih spesifik, menarik, dan aktual secara
akademik dan secara praktis.
2. Belum banyak
diteliti orang lain. Kalaupun sudah ada penelitian lain, studi ini mengambil
sisi lain, sisi tertentu, yang selama ini tidak memperoleh perhatian.
3. Diungkapkan
dalam kalimat yang simpel, tetapi mampu menunjukkan dengan jelas independent
variable dan dependent variable-nya.
4. Judul harus
dapat menunjukkan problematik yang terkandung di dalam tema yang akan diteliti.
5. Sebaiknya
judul dibuat dengan kalimat ganda. Kalimat pertama bersifat umum yang kemudian
diikuti dengan ungkapan yang menunjukkan fokus persoalan yang dikaji.
D. Menentukan Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah suatu pernyataan tentang
informasi apa saja yang akan dicari dan perlu didalami melalui penelitian
tersebut. Pada hakikatnya tujuan penelitian mencakup beberapa atau salah datu
hal berikut ini :
1. Menambah
struktur pengetahuan.
2. Mengembangkan
metode penelitian.
3. Menghasilkan
informasi untuk perencanaan, pengambilan keputusan, dan formulasi kebijakan.
4. Mengevaluasi
program.
5. Meramalkan
perilaku individu ataupun kelompok.
E. Menentukan Kerangka Karangan (Outline)
Di dalam bahasa Indonesia untuk membuat suatu penulisan
ilmiah harus membuat Outline (Kerangka karangan) dimaksudkan agar penulisan
ilmiah tersebut terarah dan sesuai dengan yang diharapkan karena kerangka
karangan merupakan suatu rencana kerja yang memuat garis-garis besar dari suatu
karangan atau tulisan yang akan ditulis atau dibahas,susunan sistematis dari
pikiran-pikiran utama dan pikiran-pikiran penjelas yang akan menjadi pokok
tulisan.
* Penyusunan
outline (kerangka karangan) secara garis besar dapat dilakukan dengan
menggunakan pola alamiah dan pola logis.
* Macam–macam
outline ( kerangka karangan ) dapat berdasarkan atas : sifat rinciannya dan
berdasar perumusan teksnya.
* Syarat
outline ( kerangka karangan ) yang baik adalah sebagai berikut :
o Tesis
atau pengungkapan harus jelas.
o Tiap
unit hanya mengandung satu gagasan.
o
Pokok-pokok dalam kerangka karangan harus disusun secara logis, sehingga
rangkaian ide jelas.
o Harus
menggunakan simbol yang konsisten.
F. Langkah-langkah Penulisan Karya Ilmiah
1. Pemilihan
Topik/Masalah Untuk Karya Ilmiah
Pemilihan
topik untuk karya tulis ilmiah dapat dilakukan dengan cara merumuskan tujuan,
menentukan topik dan melakukan penelusuran terhadap topik tersebut. Dengan
melakukan ketiga cara tersebut maka akan diperoleh rumusan topik atau
permasalahan yang jelas dan spesifik.
2.
Mengindentifikasi Pembaca Karya Ilmiah
Sebelum Anda
memulai menulis, ada baiknya Anda harus mengidentifikasi siapa kira-kira yang
akan membaca tulisan Anda tersebut. Hal ini penting, karena dengan mengetahui
latar belakang pengetahuan dan minat pembaca, akan mempermudah Anda di dalam
mengorganisasikan materi sajian dan cara penyampaian. Selain itu, fokus
pembicaraan pun menjadi semakin jelas dan spesifik.
3. Menentukan
Cakupan Isi Materi Karya Ilmiah
Cakupan
materi itu sangat ditentukan oleh rumusan tujuan yang jelas dan
pengidentifikasi calon pembaca tepat. Jika Anda tidak mengetahui siapa yang
akan membaca tulisan Anda, maka otomatis Anda tidak akan bisa menunjukan
cakupan materi yang akan dibahas. Akibatnya, akn sulit bagi Anda untuk memilih
dan memilih bahan pustaka, data atau informasi yang dibutuhkan pada saat
melakukan tahap pengumpulan data atau informasi untuk tulisan.
Ciri – Ciri Karya Ilmiah
Ciri-ciri sebuah karya ilmiah dapat dikaji dari minimal
empat aspek, yaitu struktur sajian, komponen dan substansi, sikap penulis,
serta penggunaan bahasa. Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya
terdiri dari bagian awal (pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian
penutup. Bagian awal merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti
merupakan sajian gagasan pokok yang ingin disampaikan yang dapat terdiri dari
beberapa bab atau subtopik. Bagian penutup merupakan simpulan pokok pembahasan
serta rekomendasi penulis tentang tindak lanjut gagasan tersebut.
Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya,
namun semua karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan
daftar pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak.
Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan
menggunakan gaya
bahasa impersonal, dengan banyak menggunakan bentuk pasif, tanpa menggunakan
kata ganti orang pertama atau kedua. Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah
bahasa baku yang tercermin dari pilihan
kata/istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku .
Kaya tulis ilmiah berbeda dengan karya tulis jurnalistik.
Karya tulis ilmiah juga berbeda dengan karya tulis prosa fiksi. Perbedaan
itu terlihat pada hal-hal berkut.
* Apabila karya tulis jurnalistik mendeskripsikan objek
atau menceritakan peristiwa sebagai tujuan utama penulisan, karya tulis ilmiah
mendeskripsikan objek atau menceritakan peristiwa sebagai bukti yang mendasari
penyimpulan sebuah teori. Oleh karena itu, tugas jurnalis adalah “memfoto”
fenomena apa adanya, tanpa diikuti komentar atau analisis teori. Sebaliknya,
tugas ilmuwan atau akademisi adalah menganalisis fenomena berdasarkan teori
tertentu.
* Apabila karya tulis prosa fiksi menonjolkan ekspresi
emosi atau perasaan, karya tulis ilmiah menonjolkan ekspresi akal pikiran. Oleh
karena itu, pengarang prosa fiksi bebas mengekspresikan imajinasinya yang
subjektif. Sebaliknya, penulis karya ilmiah bebas mengekspresikan analisis
logis yang objektif.
Apa pun jenis karya ilmiah yang ditulis oleh ilmuwan atau
akademisi – sebagaimana telah diuraikan pada bagian sebelumnya – harus
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
* Objektif. Keobjektifan ini menampak pada setiap fakta
dan data yang diungkapkan berdasarkan kenyataan yang sebenarnya, tidak
dimanipulasi. Juga, setiap pernyataan atau simpulan yang disampaikan
berdasarkan bukti-bukti yang bisa dipertanggungjawabkan. Dengan demikian, siapa
pun dapat mengecek kebenaran dan keabsahanya.
* Netral. Kenetralan ini bisa terlihat pada setiap
pernyataan atau penilaian bebas dari kepentingan-kepentingan tertentu baik
kepentingan pribadi maupun kelompok. Oleh karena itu, pernyataan-pernyataan
yang bersifat ‘mengajak’, ‘membujuk’, atau ‘mempengaruhi’ pembaca dihindarkan.
* Sistematis. Uraian yang terdapat pada karya ilmiah
dikatakan sistematis apabila mengikuti pola pengembangan tertentu, misalnya
pola urutan, klasifikasi, kausalitas, dan sebagainya. Dengan cara demkian,
pembaca akan bisa mengikutinya dengan mudah alur uraiannya.
* Logis. Kelogisan ini bisa dilihat dari pola nalar yang
digunakannya, pola nalar induktif atau deduktif. Kalau bermaksud menyimpulkan
suatu fakta atau data digunakan pola induktif; sebaliknya, kalau bermaksud
membuktikan suatu teori atau hipotesis digunakan pola deduktif.
* Menyajikan fakta (bukan emosi atau perasaan).
Setiap pernyataan, uraian, atau simpulan dalam karya ilmiah harus faktual,
yaitu menyajikan fakta. Oleh karena itu, pernyataan atau ungkapan yang emosional
(menggebu-gebu seperti orang berkampanye, perasaan sedih seperti orang
berkabung, perasaan senang seperti orang mendapatkan hadiah, dan perasaan marah
seperti orang bertengkar) hendaknya dihindarkan.
Menurut sifatnya, karangan ilmu pengetahuan itu dapat
dibedakan menjadi dua:
a.Karangan ilmiah
karangan ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang
menyejikan fakta umum dan ditulis menurut metodelogi penulisan yang benar.
Karangan ilmiah ditulis dengan bahasa yang konkret, gaya bahasanya formal, kata-katanya teknis
dan didukung fakta yang dapat dibuktikan kebenarannya.
b. Karangan non-ilmiah
Karangan non-ilmiah bervariasi topik dan cara
penyajiannya, tetapi isinya tidak didukung fakta umum. Karangan non-ilmiah
ditulis berdasarkan fakta pribadi, dan umumnya bersifat subyektif. Bahasanya
bisa konkret atau abstrak, gaya
bahasanya formal dan populer, walaupun kadang-kadang juga formal.
* Secara umum, dalam berbagai bidang ilmu, hal yang
paling utama adalah pembuktian teori. Biasanya, pembahasan, pengujian, atau
diskusi mengenai suatu teori dari suatu bidang ilmu, dielaborasi dalam sebuah
tulisan. Tulisan inilah yang biasanya disebut sebagai karangan ilmiah. Kenapa
karangan? Karena biasanya ada hipotesis yang diajukan sebagai tantangan
terhadap teori yang ingin diuji. Hipotesis artinya dugaan. Tapi jangan lupa
kata “ilmiah”nya, yang menjadi batasan ketat, walau pun tantangan terhadap
teori berupa dugaan, tapi tetap ada dasar logikanya kenapa sampai punya dugaan
seperti itu.
Itulah kenapa karangan ilmiah tidak bisa dilepaskan dari
proses pengkajian ilmu.
Tahapan-tahapan Pembuatan Karya Ilmiah
Sebelum ingin menulis suatu karya ilmiah, ada baiknya
terlebih dahulu kita mengetahui dan memperhatikan tahapan-tahapan dalam
penulisan karya ilmiah.
Dimana dalam penyusunan karya ilmiah ada beberapa tahap,
antara lain :
1.Tahap Persiapan.
Dalam tahap persiapan dilakukan:
a. Pemilihan masalah atau topik dan mempertimbangkan
- Topik apa yang akan di pilih dan topic tersebut
merupakan topik yang ada di sekitar penulis.
- Topik yang di pakai harus topik yang paling menarik
dari topik yang ada.
- Pembahasan harus terpusat pada segi lingkup sempit dan
terbatas.
- Memilki data dan fakta yang obyektif dan mencukupi.
- Harus diketahui prinsip-prinsip ilmiahnya meskipun
sedikit.
- Harus memiliki sumber acuan atau bahan kepustakaan yang
bisa dijadikan referensi.
b. Pembatasan topik atau penentuan judul
- Pembatasan topik harus dilakukan sebelum penulisan
karya ilmiah dilakukan.
- Penentuan judul dapat dilakukan sebelum penulisn karya
ilmiah atau setelah selesai penulisan karya ilimiah tersebut.
- Penentuan judul karya ilmiah harus dapat menjawab dari
pertanyaan yang mengandungunsure 4W + 1H yakni what (apa), why (kenapa), who
(siapa), where (dimana) dan how (bagaimana).
c.Pembuatan kerangka karangan (outline)
- Membimbing untuk memulai menyusun kerangka karangan.
- Membuat pedoman penulisan karya ilmiah sehingga tidak
menjadi tumpang tindih dalam penulisannya.
- Pembuatan rencana daftar isi dari karya ilmiah.
2. Tahap Pengumpulan Data
a.Pencarian keterangan dari bahan bacaan atau referensi.
b.Pengumpulan keterangan dari pihak-pihak yang mengetahui
masalah yang akan dijadikan tema dalam karya ilmiah.
c.Pengamatan langsung (observasi) ke obyek yang akan
diteliti dan dijadikan tema dari karya ilmiah.
d.Melakukan percobaan di labolatorium atau pengujian data
di lapangan.
3.Tahap Pengorganisasian dan pengkonsepan
a.Pengelompokan bahan untuk mengorganisasikan bagian mana
yang akan temasuk dalam karya ilmiah, data yang telah terkumpul diseleksi
kembali dan dikelompokan sesuai jenis, sifat dan bentuk data.
b.Pengkonsepan karya ilmiah dilakuakn sesuai dengan
urutan dalam kerangka karangan yang telah ditetapkan.
4.Tahap pemeriksaan atau penyuntingan konsep
dimana tahap ini bertujuan untuk :
a.Melengkapi data yang dirasa masih kurang lengkap.
b.Membuang dan mengedit data yang dirasa tidak relevan .
c.Mengedit setiap kata-kata dalam karya ilmiah untuk
menghindari penyajian bahan-bahan secara berulang-ulang.
d.Mengedit setiap bahasa yang ada dalam karya ilmiah
untuk menghindari pemakaian bahasa yang kurang efektif, contoh dalam penyusunan
dan pemilihan kata, penyesuaian kalimat, penyesuaian paragraph, maupun
penerapan kaidah ejaan sesuai EYD.
5.Tahap Penyajian
Teknik penyajian karya ilmiah harus dengan memperhatikan
:
- Segi kerapian dan kebersihan.
- Tata letak (layout) unsure-unsur dalam format karya
ilmiah, misal padahalaman pembuka, halaman judul, daftar isi, daftar tabel,
daftar grafik, daftar gambar, daftar pustaka, dll.
- Memakai standar yang berlaku dalam penulisan karya
ilmiah, missal standar penulisan kutipan, catatan kaki, daftar pustaka dan
penggunaan bahasa sesuai dengan EYD.
sumber:
http://yudha444.blogspot.com/2012/11/perencanaan-penulisan-karangan-ilmiah.html
http://tugas27.wordpress.com/2012/03/26/ciri-ciri-karya-ilmiah/
http://ayienyen.blogspot.com/2011/03/tahapan-tahapan-pembuatan-karya-ilmiah.html
0 komentar:
Posting Komentar